Selasa, 25 Agustus 2009

PENANGGULANGAN OBESITAS SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENCEGAHAN PENUAAN DINI: Perlunya perubahan mindset

Walujo Soerjodibroto
Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Proses penuaan (aging process) itu berlangsung saat ovum dibuahi dan berakhir pada saat individu yang bersangkutan mati. Proses ini kini terbukti dapat dicegah, dihambat dan bahkan bisa di-reverse. Salah upaya pencegahan yang efektif adalah dengan menghilangkan atau mengurangi factor risiko yang ada. Salah satu factor risiko terpenting adalah obesitas dengan segala komplikasinya.

Obesitas adalah suatu penyakit berbahaya, dan apapun sebab dan alasannya, adalah akibat adanya “perilaku makan yang keliru”. Penyakit ini tergolong khronis, dan penanggulangannya sangat sulit. Oleh karenanya, lebih akan ‘berhasil guna’dengan melakukan upaya pencegahan dini yakni pada saat pasien masih hanya dalam kondisi overweight. Terapi terhadap overweight jauh lebih pasti keberhasilannya.

Orang obeis adalah orang yang sangat tidak disiplin! Khususnya dalah hal perilaku makan dan perilahu hidup lain yang berkaitan dengan makan. Terapi obesitas yang benar-benar memberikan keberhasilannya (saat ini) hanyalah dengan gastric ballooning dan gastric binding dan / atau gastric resection, tetapi kesemuanya itu merupakan tindakan berat dan bahkan bisa fatal.

Merubah perilaku (makan) itu sangat sukar /dan hampir tidak mungkin berhasil tanpa adanya upaya-upaya khusus. Salah satu upaya yang sudah terbukti keberhasilannya adalah dengan mengubah mindset pasien menuju perilaku makan yang sehat dengan behavior modification. Namun upaya ini sangat tidak mudah, karena memerlukan kesabaran, ketelitian dan kemauan yang kuat dari si pasien maupun dokternya.

Teori klasik dimana “pengetahuan” akan memperbaiki “mindset”, yang pada gilirannya akan memperbaiki “perilaku makan”, tidak berlaku pada pasien obesitas. Pendidikan / pemberian pengetahuan saja, hampir pasti tidak memberikan keberhasilan. “Perilaku yang diharapkan” harus dipaksakan, yang pada gilirannya akan memperbaiki mindset, dan baru kemudian terjadi perbaikan “perilaku makan”. Untuk meningkatkan keberhasilan, diupayakan adanya sistim reward and punishment. Reward yang didapat adalah : Kalau program diikuti dengan baik, akan merasa nyaman dan menghasilkan penurunan BB yang diinginkan. Sebaliknya bila tidak disiplin atau mengabaikan program, ia akan mengalami hal sangat tidak menyenangkan.

Untuk meningkatkan keberhasilan upaya diatas ini, perlu bantuan upaya-upaya lain seperti: Pemberian obat-obatan (baik obat utama maupun obat ajuvant), nutrition and health councelling, (termasuk behaviour modification dan konsultasi diit), akupukntur, mesoterapi, dan segala cara apapun yang bisa meningkatkan kemauan tetapi tidak merugikan kesehatan.

Satu cara cepat dan aman untuk menghasilkan perubahan mindset, adalah dengan hipnoterapi, yakni terapi dengan melakukan tindakan hipnosis pada pasien. Kata “hipnosis” itu berarti “tidur”, yang sebenarnya kurang tepat. Pasien memang dibuat mencapai keadaan bawah sadar atau sub-concious (gelombang otak mencapai tingkat ‘alpha’ atau ‘tetha’), tetapi tidak sampai menjadi tidur (gelombang otak mencapai tingkat ‘delta’). Dalam konndisi tidur pasien tidak bisa menerima sugesti apa-apa.
Dalam keadaan ‘jaga’ atau concious gelombang otak adalah gelombang ‘beta’.

Apabila gelombang otak mencapai tingkat ‘alpha’ dan ‘tetha’ fungsi analitis logis pasien ter-reduksi sedemikian rupa sehingga pasien masuk kedalam kondisi sub-concious. Pada kondisi sub-concious, beragam potensi internal yang ada dipikiran / otak pasien dapat dimanfaaatkan untuk meningkatkan / merubah kwalitas hidup. Pasien pada saat sub-concious atau berada dalam tingkat hypnotic trance, sangat terbuka terhadap sugesti (khususnya disini adalah sugesti tentang pola makan dan pola hidup sehat). Pasien juga dapat menerima sugesti2 lainnya, termasuk menghilangkan rasa takut, rasa sakit, serta sugesti2 positif lainnya.